Secara umum, gaya belajar dapat dikelompokkan berdasarkan kemudahan
dalam menyerap informasi (perceptual modality), cara memproses informasi
(information processing), dan karakteristik dasar kepribadian
(personality pattern). Pengelompokan berdasarkan perceptual modality
didasarkan pada reaksi individu terhadap lingkungan fisik dan cara
individu menyerap data secara lebih efisien. Pengelompokan berdasarkan
information processing didasarkan pada cara individu merasa, memikirkan,
memecahkan masalah, dan mengingat informasi. Sedangkan pengelompokan
berdasarkan personality pattern didasarkan pada perhatian, emosi, dan
nilai-nilai yang dimiliki oleh individu.
DePorter dan Hernacki (1999) mengemukakan tiga jenis gaya belajar
berdasarkan modalitas yang digunakan individu dalam memproses informasi
(perceptual modality). Ketiga gaya belajar tersebut adalah gaya belajar
visual (belajar dengan cara melihat), auditorial (belajar dengan cara
mendengar), dan kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja, dan
menyentuh).
Setiap individu menggunakan semua indera
dalam menyerap informasi. Tetapi, secara umum, individu mempunyai
kecenderungan lebih kuat pada salah satu gaya belajar. Sebagian individu
mudah menangkap informasi dalam bentuk visual, sebagian yang lain
menyukai informasi bentuk verbal dan sebagian yang lain lebih nyaman
dengan cara aktif dan interaktif.
Individu yang memiliki kecenderungan gaya belajar visual lebih senang
melihat apa yang sedang dipelajari. Gambar/visualisasi akan membantu
mereka yang memiliki gaya belajar visual untuk lebih memahami ide atau
informasi daripada apabila ide atau informasi tersebut disajikan dalam
bentuk penjelasan. Apabila seseorang menjelaskan sesuatu kepada orang
yang memiliki kecenderungan gaya belajar visual, mereka akan menciptakan
gambaran mental tentang apa yang dijelaskan oleh orang tersebut.
Sementara itu, individu yang cenderung memiliki gaya belajar
auditorial kemungkinan akan belajar lebih baik dengan mendengarkan.
Mereka menikmati saat-saat mendengarkan apa yang disampaikan orang lain.
Individu yang memiliki kecenderungan gaya belajar kinestetik akan
belajar lebih baik apabila terlibat secara fisik dalam kegiatan
langsung. Mereka akan belajar sangat baik apabila mereka dilibatkan
secara fisik dalam pembelajaran. Mereka akan berhasil dalam belajar
apabila mereka mendapat kesempatan untuk memanipulasi media untuk
mempelajari informasi baru.
Untuk membantu mahasiswa yang memiliki kecenderungan gaya belajar
visual, bahan ajar yang digunakan hendaknya (a) menggunakan grafik,
film, slide, dan ilustrasi untuk memperkuat proses belajar; (b)
memanfaatkan warna dalam menunjukkan pokok-pokok materi yang penting;
(c) memberikan petunjuk secara tertulis; (d) menyediakan bahan belajar
berupa program video dan televisi; serta (e) memvisualkan kata atau
fakta yang harus diingat .
Bahan ajar yang cocok untuk mahasiswa yang cenderung memiliki gaya
belajar auditorial adalah yang dilengkapi dengan bahan terekam atau
program siaran . Mahasiswa yang memiliki kecenderungan gaya belajar
auditorial hendaknya diberi kesempatan untuk aktif dalam kegiatan
kelompok. Melalui kegiatan kelompok, mahasiswa dapat mendiskusikan
materi yang disajikan dalam bahan ajar atau menjadi tutor sebaya satu
sama lain. Di samping itu, mahasiswa dapat merekam ringkasan materi
pelajaran yang telah dibuatnya setelah mempelajari bahan ajar.
Bagi mahasiswa yang memiliki kecenderungan gaya belajar kinestetik,
bahan ajar yang digunakan hendaknya memberikan kesempatan kepada mereka
untuk melakukan belajar melalui pengalaman, seperti membuat model,
melakukan praktek atau praktikum, bermain peran, dan sebagainya . Selain
itu, ada baiknya apabila bahan ajar dilengkapi dengan program komputer
untuk memperkuat belajar melalui sentuhan. Di samping itu, mahasiswa
yang memiliki kecenderungan gaya belajar kinestetik dianjurkan untuk
melakukan, misalnya, menulis fakta yang harus dikuasai berulang kali,
mengingat fakta sambil bekerja atau berolahraga, atau menerapkan
semboyan bahwa belajar selama 4 x 10 menit lebih baik daripada selama 1 x
40 menit.
Dalam sistem belajar mandiri, bahwa strategi belajar merupakan salah
satu teknik yang harus dimiliki oleh individu agar berhasil dalam
belajarnya. strategi belajar adalah teknik atau keterampilan yang
dipilih individu untuk menguasai materi yang dipelajari. Sementara itu,
strategi belajar sebagai pendekatan kognitif yang digunakan individu
dalam mempelajari pengetahuan baru.
Ada dua kategori strategi belajar yaitu strategi belajar holistik dan
atomistik. Individu yang menerapkan strategi belajar holistik
menghubungkan materi yang sedang dipelajari dengan pengetahuan dan
pengalaman yang telah dimiliki. Di samping itu, mereka juga menekankan
pada pentingnya pengenalan pengetahuan baru dalam kaitannya dengan
struktur pengetahuan yang sudah ada. Sedangkan individu yang menerapkan
strategi belajar atomistik menekankan pada pentingnya hafalan dan
mengulang pelajaran untuk mempersiapkan diri mengikuti ujian.
Sementara itu, Weinstein dan Mayer mengemukakan 8 kategori strategi
belajar berdasarkan proses enkoding. Kedelapan strategi belajar tersebut
adalah sebagai berikut
- Basic Rehearsal Strategies, misalnya mengingat nama atau fakta secara berurutan.
- Complex Rehearsal Strategies, misalnya mencatat atau menggarisbawahi materi yang dibahas.
- Basic Elaboration Strategies, misalnya membentuk gambaran mental atau kalimat yang menunjukkan hubungan.
- Complex Elaboration Strategies, misalnya memparafrase, merangkai,
atau menjelaskan hubungan informasi baru dengan pengetahuan yang telah
dimiliki.
- Basic Organizational Strategies, misalnya mengelompokkan atau mengurutkan hal-halyang harus dipelajari.
- Complex Organizational Strategies, misalnya membuat out line atau mengembangkan diagram atau tabel yang menunjukkan hubungan.
- Comprehension Monitoring Strategies, misalnya membuat self- questioning untuk mengecek pemahaman materi yang dipelajari.
- Affective Strategies, misalnya belajar di tempat yang sepi untuk
menghindari gangguan,atau bersikap santai untuk mengatasi kecemasan
mengikuti ujian.
Mengetahui gaya dan strategi belajar sangat diperlukan oleh seorang
mahasiswa agar dapat belajar lebih efektif dan produktif. Tuntutan lebih
tinggi bagi mahasiswa yang harus belajar secara mandiri seperti
mahasiswa. Berkenaan dengan hal tersebut, mahasiswa harus mengetahui
strategi belajar yang sesuai dengan gaya belajarnya sehingga kegiatan
belajar mandiri yang dilakukan dapat berjalan efektif.